RSS

Tag Archives: Carito Ranah Minang

Orang Budeg Membeli Cendol.

Ginting, seorang profesional asal Medan yang agak tuli baru pertama kali datang ke Jogja. Pada suatu hari ia ingin sekali minum minuman khas daerah Jogja, yaitu dawet (cendol).

Ginting : “Mbak, beli dawetnya.”
Mbak : “Sampun telas mas.”

Ginting : “Iya, memang harus pake gelas…”
Mbak : “Mboten wonten mas.”

Ginting : “Betul, memang saya suka pake santen…”
Mbak : (Dengan nada kesal) “Dasar sinting !!!”

Ginting : “Lho, kok tau nama saya Ginting…?”
Mbak : (Tambah kesal) “Dasar wong edan.”

Ginting : “Wah mbak betul lagi… saya memang dari Medan!”
Mbak : (Sambil menggerutu) “Dasar wong ora duwe otak..!!”

Ginting : “Benar, benar saya orang Batak !”
Mbak : “Dasar budeg…!”

Ginting : “Selain cendol saya memang suka gudeg.”
Mbak : “Sampeyan kok kurang kerjaan to ?”

Ginting : “Benar sekali mbak, teman-teman saya memang semua kurang kerjaan, cerita kayak gini ini juga dibaca sampai habis !”

 

Tags: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Acar Lagi Acar Lagi

Ketika jalan-jalan ke Amrik Kang Badrun masuk ke sebuah restoran. Sang pelayan langsung menyambutnya dan menyodorkan menu makanan yang ada.

Namun Kang Badrun bingung dengan nama-nama makanannya dan seperti apa bentuk dan rasanya, maklum bahasa Inggris Kang Badrun masih asal-asalan.

Tengok kiri kanan orang-orang lagi pada menikmati daging. Daripada bingung-bingung akhirnya pilihan jatuh pada makanan yamg paling murah yakni Pickles.

Selang beberapa saat sang pelayan datang mengantarkan makanan pesanan Kang Badrun yang ternyata hanya acar mentimun doang, padahal pengennya makan daging kayak yg dimakan si bule sebelah.

Sambil celingukan Kang Badrun ahirnya memakannya juga. Tiba-tiba si bule sebelah kiri Kang Badrun memanggil pelayan sambil bilang “More…!!” Si Pelayanpun langsung menyodorkan daging steak lagi.

Pikir Kang Badrun kalau mau pesen daging mesti niru omongan bule sebelah tadi. Kang Badrun pun langsung tereak manggil pelayan “More…!!” Si Pelayanpun dengan cepatnya menyodorkan acar timun lagi ke meja Kang Badrun… hehehe…kecut kecut dah.

 

Tags: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Tiga Pemuda Lagi Mabuk Berat

Tengah malam itu dua orang pemabuk berat saling berdebat satu sama lain sambil sesekali mereka tengadah ke langit.

Pemabuk 1: “Matahari kok sinarnya nggak panas ya bro …” sambil nunjuk ke bulan.

Pemabuk 2: “Mana ada matahari tengah malam begini.. itu mah bintang tau..”

Pemabuk 1: “Matahari ah..!!”

Pemabuk 2: “Bintang.. bintang.. bintang..!!!”

Tiba-tiba lewatlah seorang pemuda, dan kedua pemabuk itu sepakat untuk memastikan apakah itu matahari atau bintang.

Pemabuk 1-2: “Mas .. mas.. tanya nih, itu matahari apa bintang ya..?” sambil menunjuk ke bulan.

Pemuda: “Oh..kurang tau ya … saya bukan orang sini.”

 

Tags: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Ambil Jurusan Psikologi

Selama pembicaraan melalui telepon, keponakanku bilang kalau ia ambil jurusan psikologi.

“Oh, bagus,” kataku, “kamu pasti akan mulai menganalisa semua orang di keluargamu.”

“Belum kok,” jawabnya. “Aku baru akan ambil Psikologi Abnormal semester depan, jadi aku akan menganalisa semua orang di keluargaku setelah aku ambil kelas Psikologi Abnormal.”

 

Tags: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Kompetisi Penjaga Toko yang Sehat

Penjaga toko sangat marah karena di sebelahnya dibuka toko yang mirip dengan tokonya, dan memasang papan pengumuman besar: “Harga Terjangkau”.

Kemudian di sebelah kanan tokonya, dibuka juga toko lain yang memasang papan pengumuman yang lebih besar: “Harga Termurah”.

Si penjaga toko panik, sampai akhirnya dia dapat ide. Ia memasang papan pengumuman paling besar di tokonya sendiri dengan tulisan “Pintu Masuk Utama”.

 

Tags: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Namanya Juga Usaha

Wakidjan begitu terpesonanya dengan permainan piano Nadine. Sambil bertepuk tangan, ia berteriak, “Not a play! Not a play!”

Nadine bengong. “Not a play?”

“Yes… Not a play… Bukan main.”

Tukidjo yang menemani Wakidjan terperangah. “Bukan main itu bukan not a play, Djan.”

“Your granny (Mbahmu). Humanly I have check my dictionary kok. (Orang saya sudah periksa di kamus kok)”

Lalu berpaling ke Nadine. “Lady, let’s corner (Mojok yuk). But don’t think that are nots (Jangan berpikir yang bukan-bukan) . I just want a meal together.”

“Ngaco kamu, Djan,” Tukidjo tambah gemes.

“Don’t be surplus (Jangan berlebihan), Djo. Be wrong a little is OK toch?”

Nadine cuman senyum kecil. “I would love to, but …”

“Sorry if my friend make you not delicious (Maaf kalau teman saya bikin kamu jadi nggak enak)”, sambut Wakidjan ramah, “Different river, maybe (Lain kali barangkali). I will not be various kok (Saya nggak akan macam-macam kok).”

Setelah Nadine pergi, Wakidjan menatap Tukidjo dengan sebal. “Disturbing aja sih, Djo. Does the language belong to your ancestor (Emang itu bahasa punya moyang lu)?”

Tukidjo cari kalimat penutup. “Just itchy Djan, because you speak English as delicious as your belly button.” (Gatel aja, Djan, soalnya kamu ngomong Inggris seenak udelmu dewe).

Wakidjan cuman bisa merutuk dalam hati, “His name is also effort.” (Namanya juga usaha)

 

Tags: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Main Hakim Rame-Rame

Seorang pencuri tertangkap. Ia dipukuli oleh orang yang menangkapnya. Tak berapa lama datang segerombolan orang yang dipimpin oleh pak RT.

“Stop, stop, stop!! Ada apa ini?” tanya pak RT

Sambil terengah-engah orang yang memukuli tadi bilang: “Dia pencuri, Pak. Dia telah mencuri HP istri saya. Dia harus dihajar, pak. Biar kapok!”

“Tunggu dulu,” kata Pak RT, “apa kamu yakin dia benar-benar yang telah mencuri HP istrimu?”

“Benar, Pak. Saya melihatnya sendiri. Saya yang sempat memergokinya mencuri,” kata orang itu.

“Tapi kamu tidak boleh main hakim sendiri. Itu melanggar hukum. Dari pada kamu main hakim sendiri lebih baik…..Ayo kita MAIN HAKIM RAME-RAME!! Ayo pukuuuull…..”

Maka segerombolan orang itu memukuli maling hingga babak belur.

 

Tags: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Salah Tulis Nama

Dua pemuda memutuskan untuk pulang melewati kuburan guna mempersingkat jalan. Untuk menghilangkan rasa taut, mereka menyusuri kiburan tersebut sambil bercerita dan tertawa-tawa.

Tiba-tiba di tengah kuburan mereka mendengar suara orang mengetuk-ngetuk batu degnan pahat. mereka diam karena takut dan coba mendengarkan dari mana datangnya suara itu.

Ternyata ada seorang tua yang sedang memahat batu nisan. ” Hai Pak Tua, Bapak ngagetin kami aja, kami kira hantu. Apa yang Bapak kerjakan malam – malam begini?”

Tanpa menoleh kepada kedua pemuda ini, si Pak Tua ngedumel, ” Orang -orang bodoh itu…. mereka salah menulis nama saya …..”

 

Tags: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Polisi Marah Dengan Anak yang Bodoh

Ada seorang anak bernama Ponidi.Dia terkenal sangat bodoh. Suatu hari Ponidi disuruh ibunya jualan ayam ke pasar.

Karena tau kalo anaknya itu bodoh, Ibu pun memberinya nasehat.

“Jika ada yang bertanya siapa kamu, jawabnya anak mak sarimah, jika ada yang bertanya apa yang kamu bawa, jawabnya seekor ayam, jika ada yang menawarkan dengan harga murah, jawabnya sebegitu belum cukup, dua kali lipatnya.. jika orang itu mau beli, jawabnya iya..”

di perjalanan Ponidi bertemu dengan seorang polisi

Polisi : “Apa yang kamu bawa?”
Ponidi : “Anak mak sarimah..”

Polisi mulai berang

Polisi : “Kamu tau siapa saya?”
Ponidi : “Seekor AYAM..”

Polisi marah

Polisi : “Kurang ajar kamu ya!! ku tampar kamu 2 kali ya!!”
Ponidi : “Sebegitu belum cukup.. dua kali lipatnya..”

Polisi pun menampar dia 4 kali

Polisi : “Masih mau ditampar??!!”
Ponidi : “IYA”
Polisi : “????!!!?”

 

Tags: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Rasa Kencing Manis.

Waktu kuliah ilmu penyakit dalam di sebuah fakultas kedokteran, sang profesor masuk kelas dengan membawa sebuah gelas berisi cairan berwarna kekuningan.

“Nah anak-anak semua, hari ini kita akan kuliah mengenai penyakit diabetes mellitus, atau sering disebut kencing manis” kata si prof.

“Tuh botol isinya apaan prof ?” seorang mahasiswa nanya.

“Tebak aja. Tahu kan kenapa disebut kencing manis ?” jawab si prof.

“Tahu dong prof. Katanya air seni penderita diabetes itu manis ya prof?” jawab si mahasiswa tadi.

“Katanya.. Udah pernah coba belum ?” tantang si prof.

“Eh .. Uhm … ehhm… belom.” si mahasiswa menjawab takut-takut.

“Nah, gelas ini isinya air seni orang diabetes. Saya cobain dulu, ntar abis saya gantian satu kelas cobain yah ..”

Para mahasiswa melihat si prof dengan tenang mencelupkan sebuah jarinya ke dalam botol, lalu tampak si prof menjilat.

“Nah, saya sudah coba, sekarang kamu gantian cobain deh.”

Mau nggak mau, karena udah dicontohin, para mahasiswa mencoba satu demi satu. Dan mereka setuju, memang agak manis rasanya.

“Bener prof … hkk hkkk emang agak manis rasanya … ”

“Nah udah coba semuaa….?” tanya prof.

“Udaaaahhhhhh …. ”

Lalu si prof mulai ngasih kuliah tentang penyakit diabetes dan lain-lain. Pas udah mau habis.

“Nah sebelum saya keluar ada sedikit info lagi nih”

“Kalian tadi memperhatikan nggak, kalau saya mencelupkan jari tengah, tapi saya menjilat jari telunjuk …. ”

?!@#@#$$@

 

Tags: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,